KEGIATAN AWAL
Assalamu’alaikum Warrahmatulloh Wabarokaruh
Selamat pagi Shobat ceria, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga semua dalam keadaan sehat, kuat dan semangat. Pada pembelajaran hari ini kita akan belajar sejarah pada masa kedatangan bangsa barat dan bentuk perlawanan bangsa Indonesia terhadap pemerintah Belanda.
Sebelum memulai kegiatan, mari kitra berdo'a terlebih dahulu jangan lupa sarapan dahulu ya, agar lebih berkonsentrasi saat belajar.
Tujuan Pembelajaran
Setelah memanfaatkan media pembelajaran daring ini, diharapkan :
1. Siswa dapat menjelaskan berbagai perlawanan tehadap pemerintahan koloial Belanda di berbagai daerah secara benar.
2. Siswa dapat memahami kondisi kehidupan masyarakat Indonesia pada masa awal pergerakan nasional di berbagai bidang secara tepat.
3. Siswa dapat memahami informasi penting dalam teks narasi sejarah
Muatan IPS dan Bahasa Indonesia
Latar Belakang Penjajahan Bangsa Eropa
Kekalahan Bangsa Eropa pada perang Salib yang berdampak pada ditutupnya pasar rempah-rempah dunia saat itu di Byzantium /konstantinopel ( saat ini Turki ) oleh orang Islam untuk bangsa Eropa memaksa bangsa Eropa melakukan penjelajahan pelayaran dunia yang dipelopori oleh ratu Isabela dan raja Ferdinand dari Andalusia ( Spanyol ) setelah mengusir orang Islam Andalusia/ Spanyol yang telah tinggal di Spanyol sejak ratusan tahun lamanya. Penjelajahan samudra ini bertujuan untuk mencari rempah-rempah dengan semangat 3 G :
- Gold ( emas) : mencari kekayaan
- Gospel ( kemulian ) : menyebarkan agama nasrani ( kristen, katholik )
- Glory ( Kejayaan)
Dua bangsa Eropa pertama yang tiba di Indonesia adalah bangsa Portugis dan bangsa Belanda. Portugis pertama kali tiba di Indonesia setelah Afonso de Albuquerque berhasil menduduki Malaka pada tahun 1511. Tercatat bahwa proses invasi Malaka oleh Afonso de Albuquerque berlangsung antara bulan Februari hingga bulan November di tahun 1511 tersebut Dari wilayah Malaka, sebuah armada yang dipimpin oleh Antonio de Abreu dan Francisco Serrao mencapai pulay Timor, kepulauan Banda dan kepulauan Maluku.
Bangsa Eropa berikutnya yang tiba di Indonesia adalah bangsa Belanda. Pada tahun 1592, Cornelis de Houtman diutus untuk mencari rute langsung ke sumber produksi rempah-rempah bagi perdagangan Belanda. Ia pun tiba di Kota Jayakarta (nama lain Kota Jakarta di zaman dahulu), Banten pada tahun 1596. Belanda menghindari rute laut melalui selat Malaka yang pada saat itu dikuasai Portugal (dan Spanyol) karena pada saat itu negara-negara tersebut berperang melawan Belanda.
Terdapat pula bangsa-bangsa lain yang tiba di Indonesia seperti bangsa Spanyol, bangsa Inggris, hingga bangsa Prancis. Meski demikian, kasus dari setiap para bangsa tersebut memiliki keterbedaan yang tersendiri. Maksudnya, kedatangan para bangsa tersebut tidak seperti layaknya yang dilakukan bangsa Portugis dan bangsa Belanda. Sebagai contoh:
- bangsa Spanyol hanya sebentar berada di Indonesia; tepatnya di kepulauan Halmahera mereka meninggalkan Nusantara setelah perjanjian Saragosa berlaku dan kalah dalam meraih pengaruh di antara kekuatan politik di sekitar tempat tersebut.
- bangsa Inggris hanya sebentar berada di Indonesia, tepatnya di Sumatera (terutama Bengkulu) dan juga di pulau Jawa. Mereka hanya membangun pos dagang kecil dan konflik dengan Belanda membuat mereka harus pergi dari Indonesia. Di saat Belanda dijajah oleh Prancis, mereka merebut koloni Hindia-Belanda (Indonesia) dan memerintah di Indonesia dalam waktu singkat hingga nanti Belanda kembali terbebas dari Prancis dan meminta kembali koloni Hindia-Belanda milik mereka.
- bangsa Prancis hanya berkuasa di Indonesia secara tidak langsung. Saat benua Eropa sedang berkecamuk oleh revolusi Prancis, Belanda dijajah oleh Prancis. Pemimpin-pemimpin di negeri Belanda banyak yang merupakan simpatisan/agen/orang suruhan penguasa Prancis. Sebagai contoh, Gubernur-Jenderal Herman Willem Daendels merupakan orang Belanda yang simpatik dengan revolusi Prancis dan juga merupakan pejabat yang diangkat oleh penguasa Prancis yang bertugas di Belanda.
REAKSI RAKYAT INDONESIA TERHADAP PEMERINTAH KOLONIAL
Menjelang kedatangan bangsa Eropa, masyarakat di wilayah Nusantara hidup dengan tenteram di bawah kekuasaan raja-raja. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia mula-mula disambut baik oleh bangsa Indonesia. Namun, lama-kelamaan, rakyat Indonesia mengadakan perlawanan karena niat jahat bangsa-bangsa Eropa itu mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa Indonesia. Perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan monopoli perdagangan dan berusaha mencampuri urusan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
PERISTIWA PERLAWANAN TERHADAP PORTUGIS
Setelah Malaka dapat dikuasai oleh Portugis pada tahun 1511, terjadilah persaingan dagang antara pedagang-pedagang Portugis dan pedagang di Nusantara. Portugis ingin selalu menguasai perdagangan. Maka, terjadilah perlawanan-perlawanan terhadap Portugis. Perlawanan tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Sultan Ali Mughayat Syah (1514–1528) berhasil membebaskan Aceh dari upaya penguasaan bangsa Portugis.
b. Sultan Alaudin Riayat Syah (1537–1568) berani menentang dan mengusir Portugis yang bersekutu dengan Johor.
c. Sultan Iskandar Muda (1607–1636). Raja Kerajaan Aceh yang terkenal sangat gigih melawan Portugis adalah Iskandar Muda. Pada tahun 1615 dan 1629, Iskandar Muda melakukan serangan terhadap Portugis di Malaka.
Pada awalnya, Portugis diterima dengan baik oleh raja setempat dan diizinkan mendirikan benteng. Namun, lama-kelamaan, rakyat Ternate mengadakan perlawanan karena Portugis serakah, ikut campur dalam pemerintahan, membenci agama rakyat Ternate, dan bersikap sewenangwenang. Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu dengan Tidore melawan Portugis sehingga Portugis terdesak. Pada waktu terdesak, Portugis mendatangkan bantuan dari Malaka dipimpin oleh Antoni Galvo sehingga Portugis mampu bertahan di Maluku. Pada tahun 1565, rakyat Ternate bangkit kembali di bawah pimpinan Sultan Hairun. Portugis berusaha menangkap Sultan Hairun, tetapi rakyat bangkit untuk melawan Portugis dan berhasil membebaskan Sultan Hairun dan tawanan lainnya. Akan tetapi, Portugis melakukan tindakan licik dengan mengajak Sultan Hairun berunding. Dalam perundingan, Sultan Hairun ditangkap dan dibunuh. Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah (putra Sultan Hairun). Pada tahun 1574, benteng Portugis dapat direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan menetap di Timor-Timur sampai tahun 1975.
PERISTIWA PERLAWANAN TERHADAP BELANDA
Bangsa Indonesia mengalami penderitaan akibat penjajahan mulai awal abad ke-17 sampai abad ke-20. Pada masa penjajahan, bangsa Indonesia telah berusaha sekuat tenaga untuk mengusir penjajah dan bercita-cita menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari penjajahan. Berbagai bentuk perlawanan terhadap penjajah yang dilakukan oleh para raja, bangsawan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama dilakukan dengan cara mengangkat senjata. Namun, pada umumnya, bentuk perlawanan semacam itu mengalami kegagalan.
Adapun faktor penyebab gagalnya perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah adalah sebagai berikut.
a. Perjuangan bersifat kedaerahan.
b. Perlawanan tidak dilakukan secara serentak.
c. Masih bergantung pada pimpinan (jika pemimpin tertangkap, perlawanan terhenti).
d. Kalah dalam persenjataan.
e. Belanda menerapkan politik adu domba (devide et impera).
Alhamdulillah telah selesai pembelajaran hari ini , semoga kita bisa menghargai jasa para pahlawan kita yang rela berjuang hingga Indonesia merdeka. Pada masa sekarang, kita harus bersyukur karena kita hidup di zaman yang sudah merdeka, dan tidak mengalami masa penjajahan. Kewajiban kita sebagai siswa harus tetap belajar dengan giat agar kita tidak mudah dibodohi oleh Negara lain.
Semoga ilmu hari ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Warrahmatulloh Wabarokatuh
0 komentar:
Posting Komentar