Bahasa Jawa Tembang Pangkur

  Assalamu’alaikum Warrahmatulloh Wabarokatuh 

Hai Shobat ceria😇😇 dimanapun kalian berada. Apa kabar semua? Semoga shobat ceria beserta keluarga senantiasa dalam lindungan Alloh SWT. Aamiin. 

Mari sebelum kita mulai pembelajaran kali ini, kita mulai dengan berdoa terlebih dahulu.


Masih ingatkah kalian tentang tembang pangkur yang kita pelajari Sabtu, pekan kemarin ? 

Tembang Pangkur memiliki arti mundur/ mungkur/ mengundurkan diri, artinya tembang ini memberikan gambaran bahwa manusia memiliki fase yaitu saat-saat dimana dia akan mundur dari kahidupan ragawi dan beralih ke kehidupan jiwa atau kehidupan spiritual. Pangkur juga dapat diartikan menyingkirkan hawa nafsu duniawi, atau nafsu negatif yang menggerogoti jiwa manusia.


Watak Tembang Pangkur adalah bernuansa pitutur(nasehat), pertemanan, dan cinta. Banyak yang mengartikan tembang macapat pangkur merupakan tembang Jawa yang berbicara tentang seseorang yang telah menginjak usia senja, dimana orang tersebut mulai mungkur atau mengundurkan diri dari hal-hal keduniawian. Maka dari itu banyak sekali tembang-tembang macapat pangkur yang berisikan nasihat-nasihat pada generasi muda.

Tembang Pangkur memiliki Guru Gatra: 7 baris setiap bait (Artinya tembang Pangkur ini memiliki 7 larik atau baris kalimat).

Guru Wilangan Tembang Pangkur yaitu: 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8 (Artinya baris pertama terdiri dari 8 suku kata, baris kedua berisi 11 suku kata, dan seterusnya), dan Guru Lagu Tembang Pangkur yaitu: a, i, u, a, u, a, i (Artinya baris pertama berakhir dengan vokal a, baris kedua berakhir vokal i, dan seterusnya).




Contoh Tembang Pangkur



1) Sekar Pangkur kang Winarna,
Lelabuhan kang kangge wong aurip,
Ala lan becik punika,
Prayoga kawruhana,
Adat waton punika dipun kadulu,
Miwah ingkang tatakrama,
Den kaesthi siyang ratri

  •  Guru gatra :  saben 1 pada ana 7 gatra ( 1 bait ada 7 baris/ larik ) 
  •  Guru Wilangan  lan guru wilangan 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8 lan a, i, u, a, u, a, i
  1. gatra 1 :  Se- kar-  Pang- kur-  kang-  Wi- nar- n ( 8 a)
  2. gatra 2 :  Le-la-buh-an- kang- kang-ge- wong- a-u-rip ( 11 i ) 
  3. gatra 3 : A-la- lan- be-cik- pu-ni-ka ( 8 a )
  4. gatra 4 : Pra-yo-ga- ka-wru-ha-na ( 7 a )
  5. gatra 5 : A-dat- wa-ton- pu-ni-ka- di-pun- ka-du-lu ( 12 u )
  6. gatra 6 : Mi-wah- ing-kang- ta-ta-kra-ma ( 8 a )
  7. gatra 7 : Den- ka-es-thi si-yang ra-tr( 8 i )
Artinya:
Tembang Pangkur yang diceritakan,
Pengabdian yang berguna untuk orang hidup,
Jelek dan baik itu,
Sebaiknya kamu ketahui,
Adat istiadat itu hendaknya dilaksanakan,
Juga yang berupa tata krama,
Dilaksanakan siang dan malam.

2) Mingkar-mingkuring angkara,
Akarana karenan mardi siwi,
Sinawung resmining kidung,
Sinuba sinukarta,
Mrih kertarto, pakartining ngelmu luhung,
Kang tumrap neng tanah Jawi,
Agama-ageming aji.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedhatama)

Artinya:
Disingkur oleh angkara,
Oleh karena puas dengan anak didik,
Dihiasi nyanyian yang resmi,
Disambut diselamatkan,
Agar selamat, budi pekerti ilmu luhur,
Bagi orang tanah Jawa,
Agama adalah pedomannya.

3) Kadiparan karsanira,
Andikane panembahan ing Giri,
Mung yayi kalawan ingsun,
Kang tumaraping nawala,
Kinen milih wadhah lawan isinipun,
Pundhi ta ingkang kinarsan,
Yayi miliha kariyin.

Artinya:
Seperti tempat yang diinginkan,
Perkataan Panembahan Giri,
Hanya adik dengan ingsun,
Yang datang di hutan,
Disuruh memilih wadahnya atau isinya,
Uanglah yang diinginkan,
Adik milihlah dahulu.

4) Tan samar pamoring suksma,
Sinukmaya winahya ing asepi,
Sinimpen telenging kalbu,
Pambukaning marana,
Tarten saking liyip-layaping ngaluyup,
Pindha pesating supena,
Sumusuping rahsa jati.
(Mangkunegara IV, Wedhatama)

Artinya:
Tidak ragu pamor dari suksma,
Menerima wahyu di tempat yang sepi,
Disimpan di dalam kalbu,
Pembukaannya dengan kedatangan,
Dari mata setengah terpejam,
Seperti kecepatan mimpi,
Masuknya rasa sejati.

5) Wewolu sariranira,
Yekti nora kena sira ngoncati,
Salah siji sking wolu,
Cacad karatonira,
Yen tinggala salah siji saking wolu,
Kang dhihin Bathara Endra,
Bathara Surya ping kalih.
(Rangga Warsita, Serat Rama Jarwa)

Artinya:
Kedelapan salira dia,
Sesungguhnya tidak boleh dilompati,
Salah satu dari delapan,
Cacat keratonnya,
Kalau meninggalkan salah satu dari delapan,
Yang pertama Bathara Endra,
Yang kedua Bathara Surya.

6) Bayu ingkang kaping tiga,
Kuwera kang sekawanipun nenggih,
Baruna kalimanipun,
Yama Candra lan Brama,
Jangkep wolu den pasthi mangka ing prabu,
Anggenira ngastha brata, sayekti ing narapati.
(Rangga Warsita, Serat Rama Jarwa)

Artinya:
Yang ketiga adalah Bayu,
Yang keempat adalah Kuwera,
Yang kelima adalah Baruna,
Yang keenam Yama ketujuh Candra kedelapan Brama,
Genap delapan itu pasti sang Prabu,
Yang dilakukan tapa brata, benar-benar menjadi seorang raja.




Alhamdulillah telah selesai pembelajaran hari ini, mari kita tutup dengan do'a 


Wassalamulaiakum Warrahmatulloh Wa barokatuh.

Terima Kasih 😊😊😊

0 komentar:

Posting Komentar