Assalamuโalaikum Warrahmatulloh Wabarokatuh
Hai Shobat ceria๐๐ dimanapun kalian berada. Apa kabar semua? Semoga shobat ceria beserta keluarga senantiasa dalam lindungan Alloh SWT. Aamiin.
Mari sebelum kita mulai pembelajaran kali ini, kita mulai dengan berdoa terlebih dahulu.
Bid'ah
Bidโah secara bahasa berasal dari akar kata dalam bahasa arab badaโa artinya mengadakan (membuat) sesuatu yang baru. Adapun dalam istilah syarak pengertian bidโah ialah cara baru dalam perkara agama yang diserupakan syariat yang dikerjakan orang dengan maksud berlebih-lebihan dalam beribadah serta mengharap pahala tanpa adanya dalil dalam syarak atau contoh dari Rasulullah saw. Memahami istilah di atas bahwa bidโah dibatasi dalam hal agama (akidah dan ibadah).
Kata bidโah terdapat dalam hadis Nabi saw, antara lain hadis riwayat Muslim (Shahih, hadis nomor 867) dari Jabir ibnu Abdillah,
ุนููู ุฌูุงุจูุฑู ุจููู ุนูุจูุฏู ุงููููุ ููุงูู: ููุงูู ุฑูุณูููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฅูุฐูุง ุฎูุทูุจู ุงุญูู ูุฑููุชู ุนูููููุงููุ ููุนูููุง ุตูููุชูููุ ููุงุดูุชูุฏูู ุบูุถูุจูููุ ุญูุชููู ููุฃูููููู ู ูููุฐูุฑู ุฌูููุดู ููููููู: ยซุตูุจููุญูููู ู ููู ูุณููุงููู ูยปุ ููููููููู: ยซุจูุนูุซูุชู ุฃูููุง ููุงูุณููุงุนูุฉู ููููุงุชูููููยปุ ููููููุฑููู ุจููููู ุฅูุตูุจูุนููููู ุงูุณููุจููุงุจูุฉูุ ููุงููููุณูุทููุ ููููููููู: ยซุฃูู ููุง ุจูุนูุฏูุ ููุฅูููู ุฎูููุฑู ุงููุญูุฏููุซู ููุชูุงุจู ุงููููุ ููุฎูููุฑู ุงููููุฏูู ููุฏูู ู ูุญูู ููุฏูุ ููุดูุฑูู ุงููุฃูู ููุฑู ู ูุญูุฏูุซูุงุชูููุงุ ููููููู ุจูุฏูุนูุฉู ุถูููุงููุฉู โฆ
Dari Jabir bin Abdullah (diriwayatkan) ia berkata, bahwasanya apabila Rasulullah saw menyampaikan khutbah maka kedua matanya memerah, suaranya lantang dan semangatnya berkobar-kobar bagaikan panglima perang yang sedang memberikan komando pada bala tentaranya. Beliau bersabda, hendaklah kalian selalu waspada di waktu pagi dan petang. Aku diutus, sementara antara aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yakni jari telunjuk dan jari tengah). Beliau melanjutkan bersabda โAmma baโdu. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad saw, seburuk-buruk perkara adalah bidโah dan setiap bidโah adalah sesat โฆ
Dalam riwayat an-Nasaโi (hadis nomor 1550) disebutkan dengan lafal,
โฆ ููููููู ุถูููุงููุฉู ููู ุงููููุงุฑู โฆ
โฆ dan setiap yang sesat adalah di neraka ...
Di kalangan ulama terdapat perbedaan pendapat tentang macam-macam bidโah. Perbedaan pendapat ini dilatarbelakangi oleh perbedaan pijakan dasar. Ada yang mendasarkan kepada aspek yuridis (syarak) dan ada yang mendasarkan kepada aspek bahasa. Menurut asy-Syatibi (dalam kitab al-Iโtisam Juz I hal 34), bidโah itu hanya ada dalam bidang agama yang sengaja dibuat menyerupai syariat dengan tujuan mengekspresikannya dalam bentuk tingkah laku (perbuatan) secara berlebihan, terutama dalam beribadah kepada Allah swt. Sedangkan yang berhuhungan dengan adat adalah suatu cara dalam agama yang diada-adakan orang dengan tujuan bahwa adat itu dipandang menyerupai syariat. Pandangan asy-Syatibi ini didasarkan hadis di atas. Asy-Syatibi juga mendasarkan pandangannya kepada hadis al-Bukhari (nomor 5063) dari Anas bin Malik,
ุฃูุฎูุจูุฑูููุง ุญูู ูููุฏู ุจููู ุฃูุจูู ุญูู ูููุฏู ุงูุทูููููููุ ุฃูููููู ุณูู ูุนู ุฃูููุณู ุจููู ู ูุงูููู ุฑูุถููู ุงูููู ุนูููููุ ููููููู โฆ ููุฌูุงุกู ุฑูุณูููู ุงูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฅูููููููู ู โฆ ููู ููู ุฑูุบูุจู ุนููู ุณููููุชูู ููููููุณู ู ููููู.
Telah mengabarkan kepada kami Humaid bin abi Tawil, bahwasannya ia mendengar Anas bin Malik berkata โฆ, kemudian datanglah Rasulullah saw bersabda kepada mereka, โฆ barangsiapa yang tidak suka sunnahku, maka bukan termasuk golonganku [HR. al-Bukhari nomor 5063].
Dari hadis tersebut, asy-Syatibi menyimpulkan antara lain, orang yang melakukan sesuatu dalam urusan agama tanpa berlandaskan sunnah, maka jelas dirinya telah berbuat bidโah.
Sementara itu, pendapat lain, misal asy-Syafโi, membagi bidโah kepada bidโah yang terpuji dan bidโah yang tercela. Dipanยญdang terpuji jika sesuatu yang baru itu tidak bertentangan deยญngan al-Qurโan atau as-Sunnah dan asar sahabat atau ijmak sahabat. Jika sebaliknya, akan dipandang sebagai bidโah sayyiah/tercela. Keterangan ini dirujuk dari kitab al-Bidaโ al-Hauliyah bab Bidโah Fii Istilah juz 1 hal 20 karya Abdullah bin Abdul Aziz bin Ahmad al-Tuwaijri, kemudian bisa juga dilihat dalam kitab Hilyatul Auliya karya Abu Nuโaim Juz 9 hal 113 dan Fathul Baari Juz 13 hal 253 karya Ibnu Hajar.
Dalam kaitan ini, menurut Muhammadiyah bidโah itu hanya ada dalam masalah akidah dan ibadah mahdlah. Namun dalam masalah muamalah, selama hal itu tidak bertentangan dengan syariat dan dapat mendatangkan maslahat bagi kehidupan -walaupun tidak ada pada zaman Rasulullah saw,- maka hal tersebut bukanlah suatu perbuatan bidโah.
Wallahu aโlam bish-shawab.
Sumber: Majalah SM No 17 Tahun 2020
Alhamdulillah telah selesai pembelajaran hari ini, mari kita tutup dengan do'a
0 komentar:
Posting Komentar