Assalamu’alaikum Warrahmatulloh Wabarokatuh
Hai Shobat ceria😇😇 dimanapun kalian berada. Apa kabar semua? Semoga shobat ceria beserta keluarga senantiasa dalam lindungan Alloh SWT. Aamiin.
Mari sebelum kita mulai pembelajaran kali ini, kita mulai dengan berdoa terlebih dahulu.
Parafrase Geguritan
a) Pengertian Parafrasa
Parafrasa merupakan istilah linguistik yang mempunyai arti menceritakan/menyampaikan kembali sesuatu teks/konsep dengan cara lain, dengan bahasa yang sama tetapi tidak mengubah maknanya. Menurut KBBI, parafrasa adalah menyampaikan ulang salah satu teks dalam wujud lain dengan maksud untuk menjelaskan makna yang tersembunyi. Kata parafrasa berasal dari bahasa Inggris paraphrase dan bahasa Latin paraphrasis, yang berarti “cara tutur tambahan”. Parafrasis atau menarasikan memiliki arti cara membuat gancaran (prosa).
Untuk bisa membuat parafrase, para pembaca harus tahu apa yang di maksud topik teks geguritan. Kemudian para pembaca harus menemukan gagasan-gagasan setiap baris dalam satu bait. Kata tambahan yang terkadang berupa ilustrasi bisa diabaikan. pendek kata, seandainya menggunakan kutipan langsung atau kalimat langsung bisa dirubah menjadi tidak langsung. intinya bahasa yang ringkas.
b) Tata Cara Parafrase Geguritan
Secara umum ada dua cara memparafrasekan geguritan. Kedua cara tersebut adalah sebagai berikut.
- Membuat parafrasa terikat yaitu merubah geguritan menjadi wujud gancaran atau prosa dengan cara menambah beberapa kata dalam geguritan tersebut. Hal ini dilakukan supaya baris kalimat dalam geguritan mudah dimengerti. Semua kata-kata dalam geguritan masih utuh, tidak diganti atau dihilangkan dan tetap digunakan di dalam parafrasa tersebut.
- Membuat parafrasa bebas yakni merubah geguritan menjadi wujud prosa dengan kalimat pribadi. Adapun kata-kata yang semula ada dalam geguritan bisa digunakan bisa juga tidak. secara ringkas dapat diartikan setelah membaca geguritan tersebut sampai selesai kemudian diceritakan ulang menggunakan bahasa pribadi/ sehari-hari.
Secara terperinci langkah-langkah nggancarake atau memparafrasekan geguritan seperti berikut.
- a. Pembaca harus mengerti terlebih dahulu makna geguritan yang akan digancarkan dengan cara pembacaan hermeneutik atau membaca berkali-kali sampai paham.
- b. Mencari dan menemukan kata-kata yang memuat makna tidak langsung, majas (pasemon, pepindhan) perumpamaan, simbolik atau sejenisnya kemudian mengartikan kata-kata tersebut.
- c. Menulis ulang kata-kata yang sengaja dihilangkan oleh penulis. Hilangnya kata disebabkan untuk menimbulkan keindahan bahasa dalam geguritan Walaupun demikian kata-kata yang hilang tadi tidak mengubah arti
- d. Menyusun kata-kata dalam geguritan menjadi gancaran atau prosa yang lengkap yang terdiri dari kalimat utuh atau minimal memiliki subjek (jejer) predikat (wasesa).
Jika kita amati tata cara terebut, yang dimaksud paraprase tidak lain adalah mengganti geguritan yang berbentuk puisi menjadi gancaran atau berbentuk prosa. Maksudnya adalah geguritan yang semula harus bergantung pada aturan geguritan berubah menjadi gancaran yang harus ikut pada aturan gancaran atau prosa.
Tuladha / Contoh :
Alhamdulillah telah selesai pembelajaran hari ini, mari kita tutup dengan do'a
0 komentar:
Posting Komentar